Minggu, 16 Desember 2012


MAKALAH EVOLUSI
Koevolution; teori endosimbiosis; primer, sekunder & tersier endosimbiosis



Oleh:
Faisal haryansah                   
juliadinugroho               







Pendahuluan
Evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan  semua cabang ilmu biologi. Dalam kajian evulusi bukan hanya membahas tentang manusia atau hanya mahluk-mahluk multi seluler, akan tetapi evolusi juga membahas tentang mahluk uniseluler. Yang akan di bahas dalam makalah ini adalah suatu bahasan bagaimana evolusi yang terjadi tidak hanya melibatkan satu indvidu tetapi mahluk lain yang juga mendukung  evolusi itu terjadi atau yang biasa di kenal sebagai koevolusi. Koevolusi antara mahluk hidup banyak contoh nya seperti simbiosis, predasi, dll. Pada perkembangan evolusi prokariotik terjadi endosimiosis dengan cara menelan atau fagositosis sesama prokariotik atau dengan eukariotik. Endosimbiosis di bagi menjadi tiga yaitu endosimbiosis prier, sekunder, dan tersier. pada proses endosimbiosis ini juga menjelaskan bagaimana terbentuk nya eukariotik atau bagai mana mitokondria dan plastida bisa ada di dalam eukariotik , serta bagaimana terbetuk nya eukariotik bisa terbentuk dari prokariotik. Pada endosimbiosis tersier contoh yang terjadi pada Dinofagellata.










Pembahasan
A.    Koevolusi
dua milyard tahun yang lalu, ketika bumi hanya dihuni oleh bakteri, ada satu jenis bakteri bernama bakteri sian, yang menghasilkan oksigen. oksigen merupakan unsur beracun bagi biosfer saat itu. ketika polusi oksigen mencapai titik paling parah, terjadi kematian massal yang akhirnya memaksa seluruh bakteri yang tersisa untuk bekerjasama, dengan menciptakan mutasi dan sistem baru. sebagian bakteri masuk ke tanah demi menghindari oksigen, sebagian lagi membangun kemampuan untuk bernapas dengan oksigen. gabungan kedua bakteri ini menghasilkan bakteri bernukleus pertama. bakteri yang bermutasi menjadi pengguna oksigen melakukan invasi ke bakteri lain, akhirnya menghasilkan mitokondria, yang sampai detik ini menjadi bagian sel permanen tubuh kita. ada juga bakteri lain yang akhirnya menjadi kloroplas yang mampu menghasilkan energi dari sinar matahari dan air, inilah awal munculnya tumbuhan.itulah koevolusi, kemampuan mahluk hidup untuk mengubah konteks yang semula musuh menjadi teman, dan perubahan itu menciptakan kehidupanbaru.Dalam artian terluas, koevolusi adalah "perubahan pada objek biologis yang dicetuskan oleh perubahan pada objek lain yang berkaitan dengannya".Koevolusi dapat terjadi pada berbagai tingkatan biologis: ia dapat terjadi secara makroskopis maupun mikroskopis. Tiap-tiap pihak dalam suatu hubungan evolusioner memberikan tekanan seleksi kepada pihak lainnya, sehingga memengaruhi evolusi pihak lain tersebut. Koevolusi pada tingkat spesies meliputi evolusi spesies inang dengan parasitnya. Hal ini merupakan contoh evolusi mutualisme yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Evolusi yang berkembang karena faktor non-biologis seperti perubahan iklim tidak dapat dianggap sebagai koevolusi. Evolusi yang memiliki interaksi satu lawan satu seperti antara mangsa dengan predator, organisme inang dengan parasitnya, adalah koevolusi. Namun dalam kebanyakan kasus, hal ini tidaklah jelas. Suatu spesies dapat berevolusi sebagai respon dari tekanan seleksi dari banyak spesies lainnya, dan tiap-tiap spesies lainnya juga berevolusi merespon banyak spesies lainnya pula. Situasi ini dirujuk sebagai "koevolusi baur".


B.     Endosimbiosis
Endosimbiosis adalah suatu transisi dari prokariot menuju eukariot. Sejarah nya dimulai ketika tahun 1920-an, Ivan Wallin telah medugabahwa sel eukariot berasaldari koloni bakteri.  Baru pada tahun Baru kemudian tahun 1981 Margulis mengajukan Teori Endosimbiosis Serial (TES), yaitu evolusi sel eukariot melibatkan simbiosis dari beberapa sel nenek moyang yang saling bebas dalam urutan yang spesifik. Para nenek moyang ini terdiri atas sel inang (arkea metanogen serupa Thermoplasma), nenek moyang mitokondria (serupa Daptobacter dan  Bdellovibrio), nenek moyang kloroplas (serupa Cyanobacter) dan nenek moyang struktur pergerakan selular (serupa Spirochete). Para nenek moyang simbion masuk ke sel inang sebagai makanan yang tidak dicerna atau sebagai parasit internal yang kemudian antar mereka saling bekerjasama yang disebut endosimbiosis. Ketika mereka menjadi saling tergantung maka simbiosis antar mereka menjadi saling tak terpisahkan. “Life did not take over the globe by combat, but by networking”.
Bukti eksperimental terhadap TES dilakukan oleh Kwang W Jeon (1991) dengan cara menginfeksikan bakteri ke amuba, dan berhasil. Bukti lainnya adalah mitokondria dan kloroplas yang ditemukan dalam sel-sel eukariot modern ternyata mempunyai genom tersendiri yang berbentuk sirkular sebagaimana halnya pada prokariot, dan juga mempunyai mesin sintesis protein yang terpisah dari inti. Yang sulit dibuktikan sampai sekarang adalah asal-usul struktur pergerakan eukariot atau undulipodia. Ultrastruktur undulipodia jauh lebih besar dan kompleks dibanding prokariot membuktikan berasal dari simbiosis (hipotesis eksogen) atau undulipodia berkembang secara internal sebagai perpanjangan dari tubulus mikro yang dikenal sebagai filiasi langsung dan kejadian mutasi (hipotesis endogen).
Kronologi TES: sel-sel arkea dan eubakteri bergabung dalam kondisi anaerob; sel-sel arkea menyediakan sitoplasma sedangkan spiroket menyediakan pergerakan dan mitosis; beberapa sel bergabung dengan eubakteria pengguna oksigen yang memunculkan sel yang bersifat aerobik; beberapa sel bergabung dengan cyanobakter fotosintetik yang memunculkan sel yang bisa berfotosintesis.  Kronologi diatas menghasilkan tiga domain kehidupan, yaitu arkea, eubakteri dan eukarya, yang konsisten dengan sistem klasifikasi yang banyak diterima orang.
TES tidak bisa memastikan asal-usul inti sel. Pandangan tradisional terhadap asal-usul inti menyatakan bahwa genom inti berkembang melalui evolusi langsung dari nenek moyang arkea. Di lain pihak, Margulis cenderung berpendapat bahwa inti sel pada eukariotik berasal dari filiasi langsung dan simbiosis. Bukti adanya filisasi langsung ini didukung oleh kemampuan membran sel melipat kemudian mendesak material pewarisan (DNA) ke arah tengah sel. Sedangkan kejadian fusi (simbiosis)-nya tidak berasalan karena kemampuan membungkus mangsa belum pernah ditemukan pada bakteri modern.
Golding dan Gupta (1996) mengajukan pandangan alternatif yang disebutnya sebagai model kimera, yaitu penggabungan antara eubakteri Gram negative sebagai inang dan arkea sebagai simbion . Pada kenyataannya sel-sel prokariotik adalah homogenomik, sedangkan sel eukariot adalah heterogenomik (mempunyai material genetik dari lebih dua induk). Salah satu Buktinya  adalah runutan protein eukariota lebih mirip ke arkea dibanding ke eubakteria.
Martin dan Müller (1998) menambahkan bukti TES dengan mengajukan hipotesis hidrogen, yaitu  penyatuan  antara sel  inang  arkea  metanogen  ( mengkonsumsi  hydrogen  dan karbondioksida)  dan simbion mitokondria yang menghasilkan hidrogen dan karbondioksida. Mengikuti prinsip seleksi,  inang menjadi tergantung ke hidrogen yang dihasilkan oleh simbion. Sayang sekali, pendapat Martin dan Muller ini tidak memperhatikan waktu kemunculan sel-sel simbion, yaitu eukariota berpisah dari arkea jauh sebelum arkea dikelompok-kelompokkan seperti yang ada sekarang. Untuk mengkonfimasi hipotesis hidrogen ini, analisis terhadap runutan lengkap genom eukariota dan arkea harus segera diselesaikan (Vogel 1998).
López-García dan Moreira (1998) berusaha menerangkan lebih ditil kejadian simbiosis dalam TES, yaitu simbiosis terjadi antara arkea metanogen yang menyediakan material inti dan nenek moyang  sulfate-respiring delta-proteobakterium menyediakan hampir semua mesin-mesin metabolisme.  Pendapat ini dikenal  dengan hipotesis sintropik.
      Dalam 30 tahun terakhir ini terjadi akumulasi data runutan protein dan DNA yang merevisi TES secara kontinyu. Setidaknya, landasan teori simbiosis sudah lebih bisa diterima oleh komunitas ilmiah sebagai mekanisme evolusi eukariot. Namun begitu, masih dibutuhkan tambahan data runutan DNA dan meninjau ulang catatan fosil untuk mengungkapkan permasalahan yang paling menantang dan menarik dalam bidang biologi evolusi, yaitu asal-usul eukariot.

Mekanisme terbentuk nya endosimbiosis primer
       Mekanisme endosimbiosis primer di bayangkan sebagai fagositoisdati bakteri- bakteri sel prokariotik. Bakteri –bakteri sel prokariotik  yang telah melakukan faositosis akan bekerja sama ntk menapatkan makanan. Kedua host dan bakteri simbiotik akan bereproduksi secara bersamaan, sehingga selanjutnya  akan terbentuk neocytes endosymbiotic  juga akan berisi bakteri yang tertelan/ hasil fagositosis. Pada  akhir nya baik yang tertelan maupun yang ditelan akan mengalami suatu ketergantungan dimana keduanya mengalami keilanga kemampuan mereka untuk berfungsi tanpa yang lain. Hal ini diasumsikan bahwa Cyanobacteria yang dihasilkan oksigen di atmosfer awal mengharuskan hubungan antara metabolisme endosymbiotic bakteri aerobik tertelan dan prokariota tuan anaerobik. Bakteri tertelan akhirnya melakukan metabolisme oksidatif yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel inang asli, yang seharusnya telah diracuni oleh oksigen atmosfer. Yang hidup bebas mantan bakteri aerobik diasumsikan peran mitokondria dalam sel inangnya. Bakteri yang tertelan akhirnya melakukan metabolism oksidatifyang diperlukan  untuk keperluan hidup sel inang asli.  Demikian juga pada bakteri fotosintetik oleh prokariota endosymbiontic atau eukariota yang menyebabkan evolusi nenek moyang tanaman eukariotik dan protista fotosintesis . Sebagai bakteri fotosintetik yang tertelan disesuaikan dengan sel inang yang menelan yaitu prokariotik, plastida, seperti kloroplas berevolusi. Plastida primer ditemukan di Chlorophyta dan tanaman, Rhodophyta, dan Glaucocystophyta karena plastida mereka berasal langsung dari sebuah cyanobacterium. Semua garis keturunan lain dari plastida telah timbul melalui sekunder (atau tersier) endosimbiosis, di mana eukariot telah memiliki plastida ini diselimuti oleh eukariot kedua. Transfer gen yang cukup telah terjadi di antara genom dan, di kali, antara organisme. Sebuah sejarah yang sangat kompleks akuisisi plastid ditemukan di mahkota eukariotik kelompok Alveolata.


Berikut tahapan yang terjadi pada endosimbiosis primer:
  1. Nenek moyang prokariotik melakukan pelekukan membran plasma kearah dalam. Yang memungkinkan terjadi nya perkembangan inti.
  2.  Nenek moyang prokariotik kemudian melakukan fagositosis atau menelan dari prokariotik heterotrof aerobic kemudian menghasilkan eukariotik heterotropik dengan mikrokondria.
  3. Selanjut nya melakukan serangkaian fagositosis atau menelan  prokariotik fotosintesis,   
  4. Terbentuk nya eukariotik yang memiliki plastida sehingga dapt berfotosintesis.






Gambar proses terbentuk nya endosimbiosis primer( sumber champbell ed. 8)
Endosimbiosis sekunder
Endosimbiosis sekunder adalah ketika sel eukariot menelan sel lain eukariot yang telah mengalami endosimbiosis primer. Proses ini terjadi sangat sering melalui waktu dan telah menyebabkan keragaman genetik yang besar kita temukan di bumi. Perbedaan utama antara endosimbiosis primer dan sekunder bahwa setelah sel ini diselimuti menjadi tergantung pada sel yang lebih besar. Hal ini tidak bisa meninggalkan dan kembali ke keadaan semula. Seperti yang dapat Anda lihat dalam gambar di bawah ini ada perbedaan yang cukup besar antara endosimbiosis primer dan sekunder. Setelah endosimbiosis awal, sel hibrida asli direproduksi dan salah satu keturunan baru ditelan oleh organisme lain non-fotosintetik, yang memungkinkan bahwa sel baru yang akan fotosintesis. Ini semua dimungkinkan karena membran ganda yang dibuat oleh lapisan pertama endosimbiosis dalam endosimbiosis primer, dan membran sel yang dilalap endosimbiosis sekunder membentuk lapisan kedua. Ini adalah alasan bahwa mitokondria dan kloroplas memiliki phospolipid ganda bi-layer.
                                Gambar endosymbiosis sekunder

                Gambar  endosimbiosis primer dan sekunder

ENDOSIMBIOSIS TERSIER
Endosimbiosis tensier terjadi akibat dari masih terjadi nya fagositosis yaitu eukariota non fotosintetik menelan eukariotik fotosintetik  yang telah mengalami endosimbiosis sekunder. Contoh eukariotik yang melakukan ini adalah Dinoflegellata.
Pada kasus endosimbiosis teriser pada peridinin plastid di perkirakan awal nya memiliki 6 apisan membrane hasil dari fagositosis eiring berjalan nya waktu maka terjadi pengurangan jumlah membrane sehingga jumlah anya tinggal mejadi 3 buah lapisa saja. Peridinin sendiri diperkirakan berasal dari haptophya.
Daftar pustaka





Senin, 09 April 2012

pembuluh xilem


Xilem(bagian 1)
Xylem di perkenalkan oleh Nageli (1858) dan di turunkan dari kta Xylos (bersal daribahasa yunani yang berarti kayu.) fungsi utama dari pembuluh xylem adalah sebagai pengangkut air dan zat mineral dari dalam tanah ke daun untuk  di gunakan sebagai bahan fotosintesis. Pada batang , berkas xylem umumnya beegabung dengn berkas floem dalam suatu iktan bergabung bii sebut ikatan berkas pembuluh .bagian-bagian  dari  xymlem,  dalah serabut xylem , parenkim xylem, nsur vassal(unsure trakela(ilang
tipe berkas pembuluh:
1.       Tipe radial : yaitu letak floem dan xylem saling bersang-seling
2.       Tipe kolateral : jika floem beradajika floem berda di sebelah luar dasil xylem
3.       Bikolateral : jika xylem di apit oleh  floem
4.       Amfiivasal ketika xylem mengelilingi floem
5.       Amfikribal :bila floem mengelilingi xylem
Xylem di bagi atas tiga yaitu Xilem primer, xylem  sekunder.  Pada  xylem  primer terbentuk dari prokambium. Prokambium dalah jaringan pembuluh primer berdiferensiasi selama pembentuan tubuh tumbuhan primer, dan meristem yang  langsung berhubungan dengan jaringan  pembuluh primer. Unsur pada xylem primer yang telah selesai di bentukterlebih dahulu disebt protoxilem., sedang kan unsure xylem primer yang terbentuk lebih kemudian di sebut dengan metaxilem. Sedangkan untuk xylem sekunder di hasilkan oleh aktivitas cambium pembuluh.

Sabtu, 28 Januari 2012

perhew: sistem reproduksi jantan


gonad atau biasa disebut testis berjumlh sepasang dan terletak dalam skrotum, suatu kantong di luar rongga tubuh, pada awal pertumbuhan testis berada pada rongga tubuh (abdomen), kemudian seiring dengan pertumbuhan lalu turun ke skrotum. Spermatozoa di hasilkan di testis, bersama sedikit plasma semen (cairan mai), di salurkan ke luar tubuh melewarti saluran-saluran berikut: tubuli recti, retetestis, ductuli efferetes, ductus  epididimis, vas deferens, dan urethra. Dalam saluran saluran tersebut terdapat  sel-sel  penggetah/ yang menghasilkan getah yang nanti na akan menjadi semen. Terdapat pula kelenjar yang menghasilkan cairan semen dan menyalurkan getah/cairan tersebut kelenjar tesebut adalah: Vesicula seminalis, Prostata (prostat), Cowper b(bulbourethalis), dan Littre.
saluran –saluran itu akan berujung/ muara pada penis









                                                                               

Scrotum / kantong gnad berada pdi bawah penis , dapat di sebut juga  Kanjut,  terdiri dari kulit yang di tumbuhi oleh rambut-rambutyang memiliki kelenjarmiyak rambut dan  kelenjar minyak rambut.testis kiri dan testis kanan di batasi oleh sekat yang terdiri atas jaringan ikat dan otot polos. Pada tampak luar sekat ini akan terlihat adanya cekungan yang disebut  perineal raphe . adapun kantung  scrotum  dapat berkontraksi mendekati atau menjahui penis  ini diakukan untuk menjaga suhu  karena pembentukan sperma di butuh kan suhu yang tetap  yaitu pada keadaan yang  rebih rendah dari suhu tubuh .
Daftar pustaaka
Yatim Wildan,  tahun 1994







Embryo pause/ Terhntinya perkembangan embrio sementara,.


Embryo pause/ Terhntinya perkembangan embrio sementara,.

Secara umum di bagi menjadi menjadi  2 yaitu alami maupun buatan (diusahakan oleh manusia).
Secara alami
Pada beberapa hewan seperti kanguru maupun rusa kutup teramati melakukan embryo pause . ini terjadi pada fase  morula kejadian ini trjadi sebelum terjadi nya nidasi  pada diding uterus induk. Misal   terjadi pada rusa yang melakukan kawin pada awal musim semi maka ia tidak akan melakukan embryo pause  sebaliknya jika perkawinan terjadi pada akhir musim semi maka setelah terjadi pembuhan maka morula akan berhenti sementara / istirahat (tidak mengalami perkembangan) dan akan melakukan perkembangan lagi lalu nidasi pada awl musim semi


 

















Buatan (manusia)
Embryo pause pada manusia sendiri biasanya buatan atau di usahakan  oleh manusia biasanya di lakukan oleh orang-orang yang melakukan bayi tabung   pada saat melakukan pembuahan di luar biasanya lebih dari satu sel telur yang di keluarkan sehingga  zigot yang terbentuk pun  lebih dari satu tetapi  yang akan melkuakn nidasi atau di masukan ke dalam rahing hanya satu saja sehingga zigot yang lain harus di berentikan pertumbuhan nya dengan  dan akan di  di gunakan/ di lanjutkan pertumbuhannya hanya ketika tidak terjadi nidasi/ kegagalan pada embryo yang di tanaman pada rahim.  Kemungkinan embryo yang tidak di tanaman akan di bekukan  seperti halnya dengan pembekuan sperma  yaitu dengan nitrogen cair yang suhunya sangat dingin.

Rabu, 18 Januari 2012

jaringan epitel


Jaringan epitel .

     Jaringan pada tubuh manusia terdiri atas 4 tipe  jaringan  dasar  yaitu  : epitel, jaringan ikat jaringan otot, dan jaringan saraf.
Karacteristik utama keempat jaringan dasar tubuh sbb:
Jaringan
sel
Matriks sel
Ungsi utama
Saraf
Jaringan  panjang  yang berjalinan
Tidak ada
Trans misi implus saraf
Epitel
Kumpulan  sel-sel  polyhedral
Hanya sedikit
Pelapis atau kelenjar
Otot
Sel  kontraktil  panjang
Berjumlah sedang
Pergerakan
Ikat
Beberapa  jenis  sel  yang menetap  dan  mengembara
Sangat banyak
Penyokong dan pelindung

Janringan epitel sendri berasal dari kata  ‘’epi’ yang berarti di atas  dan ‘’thele’’ yang berarti tonjolan .  memiliki fungs i utama yaitu  menutupi dan melapisai permukaan (misl. Kulit), absorbs(usus), sekresi (missal ) epitel  kelenjar , sensasi (neuro epitel),kontraktil (sel mioepitel).
Semua  jaringan epitel berhubungan dengan jaringan di bawahnya  memiliki suatu struktur  ekstra sel lembaran  pada  permukaan  basalnya , yang di sebut lamina basal.    Lamina basal tidak hanya di temukan pada jaringan epitel namun juga pada sel lain yang berhubungan dengan jaringan ikat. . di sekitar otot, , lemak dan sel-sel  sechwan, lamina basal  merupakan sawar yang  membatasi   atau  mengatur   pertukaran  makro  molekul  antar  jaringan ikat  dan jaringan lain . sedang kan untu istilah membrane basal  dipakai  untuk  menyebut  lapisan  PAS( periodic  acid-schiff) dan   membrane basal  biasanya di bentuk oleh penyatuan  2 lamina basal.
Gambar A. di hasilkan oleh penggabungan dari dua lamina basal , B jenis membrane basal yang sering  di jupai penghubung antar jaringan epitel dengan jarigan ikat.



Taut antar  sel                    
Taut  rekah  ini  memiliki  struktur  yang terkait –membran dlam membantu kohesi  dan komunikasi antar sel  fungsi utama dari taut rekah sendir adalah membentuk pembatas untuk mencegah aliran zat antar sel (jalur paraseluler)dalam dua arah (apeks  ke basal atau basal ke apeks). Taut rekah (gap junction) dapat  di  jumpai  di  sembarang  tempat   sepanjang  lateral  di  kebanyakan  sel   epitel. Taut rekah ini lah yang paling sering  ditemukan  hampir di semua jaringan  mamalia .
Adapun taut rekah yang berupa protein yang di sebut  konesin (jamak dari : konekson) erbentuk  heksamer dengan pori-pori  hidrofilik . koneksin di  membrane  se  yang bersebelahan dan tersusun membentuk  kanal  hidro filik diantara kedua sel .  pada taut rekah memungkinkan pertukaran  antar sel dengan masa  molekul  <1500 Da. Jenis taut rekah terakhir adalah desmosom  (Yun.desmos, pita,+ soma, badan ),. Desmosom adalah suatu struktur berbentuk cakram kompleks pada permukaan sel yang berpasangan dengan struktur identik pada permukaa sel yang bersebelahan. Desmosom tidak di bentuk oleh keratin namun oleh desmin  atau vimentin . Dimdaerah  kontak antara sel  epitel tertentu dan lamina basal, sering terlihat hemidesmosom  struktur ini berupa setengah desmosom dan mengikat  sel pada lamina  basal di bawahnya.  Namun,  pada desmosom , plak penambatnya terutama  mengandung cadherin, sedangkan  pada hemidesmosom , plak ini terdiri atas  intergrin, yaitu family protein  transmembran yag merupakan tempat   reseptor bagi  mekro molekul ekstrasel laminin dan kolagen tipe IV.
Dari sudut pandang fungsional, taut antar sel dapat di golongkan ebagai  tautan adherens (zona adherens, hemidesmosom, dan desmosom), taut  impermiabel(zona okludens), zona komunikasi (taut rekah)
Kekhususan  permukaan sel
o   Mikrovili  merupakan  tonjolan  hasil  modifikasi  dari  membrane sel. Mikro vili berasal dari (Yun. Micros, kecil,+villus, tonjolan)  setap miro vili memiliki tinggi 1μm dan lebar0,08μm.
o   Streosilia adalah penonjolan panjang dan nonmotil dari sel epididimis dan duktus deferens yang sebenarnya merupakan mikro villiyang lebih panjang dan dan bercabang  stereo sillia tersebut jangan di samakan dengan silia sejati
o    Silia adalah struttur motil  panjang pada ermukaan beberapa sel epitel , dengan panjang  5-10μm. Silia tertanam/ menempel pada badan basal . dapat di temukan pada  trakea yang di perkirakan memilii 250silia.
o   Flagel   di dalam tubuh manusia hanya terdapat pada spermatozoa , flagel memiliki struktur yang mirip dengan silia namun jauh lebih panjang.

Jenis-jenis  sel  epitel 
Epitel di bagi atas dua kelompok utama yaitu sepitel pelapis, dan epitel kelenjar .
Epitel pelapis yaitu epitel yang menutupi atau menutupi permukaan luar atau rongga dalam tubuh .  berdasarkan bentuk selnya dapat di bedakan atas  kubus, silindris dan pipih/ gepeng .
Sedangkan menurut jumlah lapisan di bagi atas selapis berlapis,. Semu berlapis(pseoudeostratified).
Gepeng/pipih
Selapis:
Distribusi : melapisai pembuluh darah (endotel). Melapisi ronggga:perikardiu, pleura, peritoneum(mesotel). Fungsi: membantu  pergerakan visera (mesotel), transport aktif melalui pinositosis(mesotel dan emdo tel) sekresi molekl biologi aktif (mesotel ).
Berlapis:  (dua lapisan atau lebih )
Tidak bertanduk
Distribusi mulut, esofagus, laring, vagina, kanal anus. Fungsi utama : proteksi, sekresi, mencegah kehilangan air.
Bertanduk/berkeratinisasi
Distribusi: epidermis, fungsi utama :proteksi; mencegah kehilangan air.


Kuboid(kubus):
Selapis
Distribusi : melapisi ovarium, kelenjar tiroid,  fungsi utama: melapisi, sekresi.
Berlapis
Ditribusi: kelenjar keringat, folikel  ovarium yang sedang berkembang fumgsi  utama.

Silindris
Selapis
DIstribusi:  melapisi usus, kandung empedu.  Fungsi utama :proteksi, lubrikasi, absorbs, sekresi.
Berlapis
Distibusi  konjungtiva,fungsi utama  Proteksi

Epitel transisional
Contoh distribusi : kandung kemih , ureter, kaliks ginjal . fungsi utama :  proteksi, distensibilitas.
Psedeostratified/ Semu berlapis
Lapisan ini dengan inti di berbagai lapisan ; tak semua sel mencapai permukaan namun semua nya menempel pada lamina basal.
Contoh distribusi :melapisi trakea, bronkus, rongga hidung.
Fungsi utama :  proteksi, sekresi , transport yang di perantarai oleh silia, untuk partikel yang terperangkap dalam mucus agar dapat keluar dari saluran pernafasan.

Epitel kelenjar
Epitel kelenjar di kelompokan  menjadi uni seluler dan multi seluler dengan pengelompokan berdasarkan  dari  jumlah selnya. . istilah ‘’kelenjar’’ bias di pakai untuk menyebut kumppulan sel  epitel kelenjar yang kompleks dan besar.. ada pun contoh dari uni seluler adalah sel goblet yang terdapat usus halus dan trakea.
Pada dasar nya kelenjar  sendiri di bagi atas 2 yaitu endokrin, eksokrin.
Kelenjar endokrin
Kelenjar yang tidak memiliki saluran khusus hasil secret aka  ikut aliran darah menuju organ yang di tuju.
Kelenjar eksokrin
Memiliki saluran  berupa  saluran tubular  kelenjar ini berhubungan dengan  epitel permukaan .

Daftar  pustaka
Junqueira , luiz carlos.2003.Histologi Dasar  Teks & atlas.edisi 10.trjmh:dr. tambayong jan.. penerbit buku kedokteran. Jakarta    

Gambar